Cara Mengatasi Perilaku Karyawan yang tidak etis
Dalam proses penerimaan karyawan perusahaan selalu mencari kandidat yang berbakat dan terbaik untuk dijadikan karyawan. Tetapi sayangnya setelah mereka diterima bekerja, ada perilaku-perilaku yang awalnya tidak kelihatan menjadi kelihatan dan berdampak kurang baik terhadap organisasi, hal ini kadang yang membuat mereka bisa dikenakan pemutusan hubungan kerja disebabkan karena pola perilaku yang diluar dari norma-norma kewajaran. Dalam dunia organisasi sering dikatakan bahwa seorang kandidat di pekerjakan karena bakat mereka tetapi diberhentikan karena perilakunya.
Banyak sekali perilaku-perilaku yang membuat seorang kandidat mengalami kegagalan di tempat bekerjanya antara lain karena selalu memperlihatkan pola perilaku diluar kewajaran atau didalam organisasi biasa dikatakan perilaku yang beracun bagi organisasi. Baird Brightman seorang pakar ilmu perilaku mengatakan ada 6 (enam) jenis perilaku yang dapat dikategorikan sebagai perilaku yang beracun bagi organisasi :
- Agresif
- Narsisme
- Kurang kredibilitas.
- Pasif
- Disorganisasi
- Sulit menerima perubahan
Mengapa Organisasi Bisa Terinfeksi?
3 (tiga) alasan mengapa organisasi tidak dapat melihat perilaku beracun dalam proses perekrutan, sehingga perilaku beracun dapat dicegah sebelum terlanjur kandidat tersebut di pekerjakan :
- Wawancara – Proses wawancara memiliki sensitivitas deteksi lemah untuk perilaku ini, kebanyakan kandidat cukup cerdas untuk menyembunyikan perilaku beracun mereka selama proses wawancara. Bahkan lebih berbahaya lagi pada kenyataan bahwa banyak orang tidak menyadari perilaku beracun mereka sendiri.
- Referensi – Referensi sering tidak dapat diandalkan karena yang memberikan referensi tidak ingin menimbulkan konflik dengan orang yang diberi referensi.
- Manajer tidak dapat mendeteksinya – Banyak manajer mengalami kesulitan mendeteksi dan menangani secara efektif terhadap perilaku disfungsional dari bawahannya.
Cara Mengatasi Perilaku Yang Beracun
Strategi terbaik untuk menangani perilaku beracun adalah dengan melakukan pencegahan. Berikut adalah bebeapa praktik terbaik untuk mencegah perilaku beracun:
- Pencegahan primer:
- Strategi pencegahan yang paling baik adalah mencegah orang yang berperilaku beracun bagi organisasi dipekerjakan. Pendekatan yang dilakukan dengan menggunakan instrumen penilaian 360 derajat, dengan pengamatan 360 derajat lebih dapat mendeteksi potensi masalah.
- Pencegahan primer lain yang juga efektif adalah menginformasikan kepada calon kandidat tentang kompetensi inti untuk posisi yang akan diembannya (beberapa di antaranya harus kebalikan dari perilaku beracun) dan ingatkan bahwa mereka akan dinilai untuk perilaku ini selama periode awal kerja.
- Pencegahan sekunder:
- Meskipun ideal untuk mencegah mempekerjakan karyawan dengan perilaku yang beracun bagi organisasi, ini juga baik untuk mendeteksi masalah secara dini dan memberikan intervensi untuk meminimalkan dampak yang berbahaya. Misalnya dengan memberikan beberapa pendidikan dan pembinaan tentang perilaku beracun selama minggu pertama kerja serta deteksi dini melalui penggunaan penilaian perilaku yang menggunakan 360 derajat, dan diberikan umpan balik secara verbal dan tertulis.
- Pencegahan tersier:
- Jika semua upaya sudah dilakukan baik pencegahan primer (pada saat seleksi kandidat) maupun pencegahan sekunder (deteksi dini/manajemen) tidak efektif, satu-satunya hal yang tersisa untuk dilakukan adalah memberhentikan karyawan tersebut sebelum kerusakan yang lebih parah terjadi.